Jakarta – Kasus positif
COVID-19 di Indonesia mengalami lonjakan jumlah yang tinggi. Sebelumnya diberitakan, pada Sabtu (26/6) Kementerian
Kesehatan mencatat dalam sehari sebanyak 21 ribu orang terkonfirmasi positif
COVID-19. Angka tersebut terbesar sepanjang pandemi COVID-19 mewabah di
Indonesia. Jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia saat ini telah
mencapai 2 juta jiwa lebih. Bahkan, angka kematian di Indonesia dalam sehari mencapai
409 jiwa, jumlah itu dinilai sebagai angka kematian terbesar di dunia melebihi
Rusia.
Dengan lonjakan kasus tersebut banyak rumah sakit
dan tempat karantina mengalami kelebihan daya tampung. Melihat hal tersebut,
Ahmad Muzani, Sekjen Partai Gerindra meminta pemerintah untuk memanfaatkan
gedung-gedung milik pemerintah, termasuk kompleks GBK sebagai RS Darutat Covid.
"Bupati
Walikota dan Gubernur bersama dengan pemerintah pusat diminta untuk segera
membuka RS darurat dengan memanfaatkan gedung-gedung milik pemerintah daerah
seperti pusat pendidikan dan latihan (diklat), stadion olahraga atau GOR.
Termasuk pusdiklat yang dimiliki oleh sejumlah BUMN. Maka koordinasi dengan
Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN menjadi perlu," ujar Ahmad
Muzani yang juga Wakil Ketua MPR RI.
Menurut Muzani, pembukaan RS darurat menjadi penting karena jumlah
kasus positif covid terus meningkat secara signifikan di banyak daerah. Dia
juga meminta agar fasilitas yang ada di kompleks Gelora Bung Karno (GBK)
digunakan untuk membuka RS darurat covid. Karena
saat ini Jakarta merupakan zona merah dan peningkatan kasus covidnya terbesar
di Indonesia.
"Kami menyarankan agar beberapa fasilitas gedung di kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan digunakan untuk RS darurat tersebut. Seperti di Tenis Indor dan sarana lainnya. Karena RS di area Jabodetabek mayoritas telah melebihi kapasitas yang menyebabkan antrean panjang pasien.” Jelasnya.
Kawasan GBK. Dok: Yuda Gunawan
“Selain itu beberapa asrama haji juga dapat difungsikan sebagai RS
darurat, apalagi tahun ini ibadah haji ditiadakan." Lanjutnya.
Muzani melanjutkan, saat ini Wisma Atlet yang dijadikan sebagai fasilitas
kesehatan telah melebihi kapasitas. Sehingga pasien covid pun harus menunggu antrean.
"Khusus di Jakarta, untuk kondisi seperti sekarang ini kita
tidak mungkin bergantung pada Wisma Atlet yang sudah hampir melebihi kapasitas,
yang menyebabkan pasien positif lainnya harus mengantre. Dan pembukaan RS
darurat juga perlu dilakukan di daerah-daerah zona merah COVID-19 khususnya di
Pulau Jawa," jelas Wakil Ketua MPR itu.
Dalam situasi seperti ini, lanjut Muzani, yang diperlukan adalah
kerjasama yang maksimal antara semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan seluruh komponen bangsa.
Pemerintah, sambung Muzani, juga
diharapkan untuk membuka kembali peluang bagi pihak-pihak yang ingin menjadi
relawan dalam rangka penanganan covid di Indonesia. Karena saat ini seluruh
tenaga kesehatan (nakes) dan para dokter yang menangani pasien covid sangat
kelelahan akibat terus meningkatnya jumlah kasus positif covid.
"Pemerintah sebaiknya membuka
peluang bagi orang-orang yang ingin menjadi relawan covid. Mengingat para nakes
kita, seperti dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sangat kelelahan karena
pasien positif terus bertambah dan berdatangan ke setiap rumah sakit,"
ujar Muzani.
Muzani juga mengingatkan agar semua elemen saling membantu dan
tidak saling menyalahkan. Karena persoalan penanganan COVID-19 memang tidak
mudah.
"Sekarang saatnya kita bahu membahu, bekerja sama, dan saling membantu dalam rangka penanganan COVID-19 ini. Jangan saling menyalahkan karena beban dan persoalannya begitu berat. Ini adalah masalah kita bersama. Kami percaya bahwa solidaritas dan kebersamaan kita akan mampu menghadapi badai ini. Dan pada akhirnya optimisme ini akan kita dapatkan. Dan pademi bisa kita lewati. Ini sudah berulang kali telah kita tunjukan dalam banyak persoalan bangsa." tutupnya.
(adm)
Tulis Komentar