SEMARANG (Sigi Jateng) – Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto, SE meminta kepada pemerintah untuk terus melakukan sosialiasi secara masif tentang pentingnya protokol kesehatan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, menyusul virus corona yang masih menggila dan jumlah pasiennya juga terus bertambah. Sosialisasi ini harus terus didengungkan agar masyarakat tidak abai dan malas untuk mentaati dan menjalankan 3 M.
“Sosialisai dan kampanye tentang protokol kesehatan 3 M harus terus dilakukan. Jika kampanye protokol kesehatan menurun, maka masyarakat akan abai menerapkan 3 M karena menganggap virus corona sudah ada,” kata Yudi Indra Wiendarto dalam acara Dialog Interaktif DPRD Provinsi Jawa Tengah di Gedung Merby Center Semarang, Rabu (10/2/2021).
Dialog mengambil tema “Gerakan di Rumah Saja , Tekan Penyebaran Covid-19” ini juga menghadirkan nara sumber Dr dr Renni Yuniati SpKK FINSDVFAADVMLH (kes), Humas IDI Jawa Tengah.
Menurut Yudi Idras sosialisasi tidak hanya menjadi tugas pemerintah atau Satgas covid-19 saja, namun juga semua elemen masyarakat. Sosialisasi juga dilakukan oleh semua anggota DPRD Jateng. Saat pandemic Covid-19 ini, semua anggota dewan melakukan sosialiasi pentingnya penerapan protokol kesehatan di daerah pemilihannya masing-masing.
“Semua anggota DPRD Jateng melakukan sosialiasi pentingnya protocol kesehatan 3M. Bahkan, bagi anggota dewan dari daerah yang masuk masuk zona merah, sosialisasinya lebih digencarkan,” kata anggota Fraksi Partai Gerindra ini yang dalam sosialiasinya menggandeng TNI, Polri dan komunitas masyarakat.
Menyinggung soal kebijakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo “Jateng di Rumah Saja”, atau “Dua Hari di Rumah Saja” yang diterapkan tanggal 6-7 Februari 2021 kemarin, menurut Yudi Indras, program itu adalah sebagai ihtiar mencegah penularan virus covid-19. Dengan berdiam diri di rumah maka mencegah terjadinya kerumunan orang. Namun kebijakan tersebut ternyata memunculkan pro dan kontra. Bahkan, tidak sedikit bupati/walikota yang tidak mengikuti kebijakan ini.
“Karakteristik daerah di Jateng itu berbeda-beda, maka kebijakan yang dibuat jangan disamaratakan. Misalkan warga Bandungan, yang jualan sayuran kemudian diminta di rumah dua hari, la sayuran mereka bagaimana?. Pedagang pasar tradisional juga berteriak dengan kebijakan ini. Kebijakan Jateng di Rumah Saja, mungkin tepat bisa bagi masyarakat yang bekerja di sector formal, namun kurang pas bagi mereka yang bekerja di sector non formal. Dan ternyata jumlah warga Jateng yang bekerja di sector non formal lebih banyak,” beber anggota DPRD dari Dapil Jateng I ini.
Yudi Indras mengatakan, virus corona membuat perekonomian masyarakat morat-morat. Saat ini, jumlah masyarakat yang tidak berdaya membeli sesuatu terus bertambah. Karena itu dibutuhkan kebijakan yang implementatif.
“Saat ini memakai masker itu adalah kebutuhan primer. Namun banyak masyarakat yang tidak mampu. Kami usul, Pemprov Jateng membuat kebijakan yang pro rakyat ekonomi lemah, misal membebaskan pembayaran tagihan listrik dan PAM (air) bagi golongan tertentu. Kemudian mereka yang menerima bantuan diminta untuk mengisi formulir yang isinya adalah agar taat menerapkan protokol kesehatan dan akan dicabut jika melanggar. Usulan saya ini mungkin bisa ditindaklanjuti,” katanya.
Sementara, Dr dr Renni Yuniati SpKK FINSDVFAADVMLH (kes), Humas IDI Jawa Tengah mengatakan, saat ini para dokter benar-benar pada menangis, menyusul masih tingginya jumlah pasien covid-19, serta masih banyaknya masyarakat yang melanggar protokol kesehatan 3M. Padahal jumlah dokter dan tenaga kesehatan terus berkurang, karena sedang karena sakit dan bahkan meninggal dunia.
“Sampai pagi ini, jumlah dokter di Jawa Tengah yang meninggal dunia selama musin covid-19 ini ada 45 orang. Kalau se Indonesia jumlahnya 330 dokter. Kebanyakan adalah dokter spesialis. Jumlah dokter berkurang, tapi disisi lain jumlah pasien covid-19 terus bertambah,” kata Renni Yuniati.
Menurut dokter Renni Yunaiti, karena pasien covid-19 terus bertambah, maka solusi yang diambil adalah pemerintah terus menambah kapasitas tempat tidur atau kamar perawatan. Kondisi ini tentu semakin membuat dokter dan nakes menangis karena jumlah mereka justru berkurang. Karenanya, kata Reni, masyarakat harus selalu taat dan menerapakan protocol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan minial 20 menit dan menjaga jarak.
“Perjuangan dokter luar biasa. Ayo taati dan lakukan 3M. Ini belum ketika dokter dan tenaga medis saat memakai APD (alat pelindung diri) saat bekerja. Karena ketika memakai APD itu rasanya panas, dan juga harus menahan minum dalam durasi waktu tertentu. Rasanya Anda bisa membayangkan sendiri. Sekali lagi, maka taati protokol kesahatan 3 M,” pungkas dokter Renni.
*berita ini sudah diterbitkan oleh SIGI JATENG pada 11 Feb 2021
https://sigijateng.id/2021/yudi-indras-sarankan-pemprov-beri-subsudi-bebas-bayar-listrik-dan-air-bagi-golongan-tertentu/
Tulis Komentar