SUKOHARJO- Menjelang
Hari Raya Idul Adha, wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang
sapi-sapi milik peternak di tanah air semakin meresahkan.
Data
Kementerian Pertanian per 2 Juni menunjukkan wabah PMK telah tersebar di 18
provinsi dan 127 kabupaten/kota. Fakta ini harus dijadikan pemerintah agar
lebih serius menangani masalah PMK ini.
Ketua
Fraksi Gerindra DPR RI Ahmad Muzani mengatakan, wabah PMK yang semakin meluas
ini harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah.
Pasalnya,
menurut Muzani, wabah ini telah merugikan para peternak rakyat karena ratusan
sapi mereka mati akibat PMK dan masih banyak lagi terjangkit PMK namun tidak
tertangani.
“Kami
berharap pemerintah bisa memberi perhatian dalam penanganan masalah ini secara
serius. Misalnya dengan membentuk satgas penanganan PMK dan memberi bantuan
bagi mereka untuk memperkecil beban kerugian akibat wabah PMK. Karena itu
menetapkan ini sebagai sebuah pandemi adalah cara yang dimungkinkan agar
konsentrasi penangan lebih fokus,” kata Muzani seusai menghadiri Kunjungan
Kerja Spesifik Komisi II DPR RI di Kabupaten Sukoharjo, Rabu (8/6).
Sekjen
Gerindra itu mengatakan, tindakan penanganan PMK harus segera dilakukan
mengingat tak lama lagi masyarakat akan merayakan Idul Adha. Jumlah hewan
ternak yang diperlukan untuk memenuhi ibadah kurban sangat besar.
Dan
harus dipastikan bahwa hewan kurban seperti sapi, kerbau, dan kambing harus
sehat dan bebas PMK. Sebab, daging kurban setelah disembeleh akan dikonsumsi
oleh masyarakat. Kita harus memastikan bahwa daging kurban yang akan dikonsumsi
daging yang benar-benar steril.
“Sapi-sapi
yang teridentifikasi PMK harus dipastikan tidak dijadikan sebagai hewan kurban.
Karena itu Fraksi Gerindra mengusulkan agar pemerintah mengganti kerugian
petani yang sapi-sapinya terjangkit PMK. Kemudian harus ada pengobatan masif
agar sapi-sapi aman dari PMK. Termasuk penyemprotan kandang secara masal.
Dengan demikian kerugian yang ditanggung oleh peternak sapi kita bisa
diminimalirsir,” jelas Muzani.
Jika
persoalan penanganan PMK ini terkendala anggaran, Fraksi Gerindra mengusulkan
agar dilakukan refocusing anggaran. Mengingat penanganan masalah ini perlu
dilakukan dalam jangka pendek dan cepat.
Sebab
masalah PMK ini jika dilihat dari luas penyebaran dan banyaknya hewan ternak
yang terjangkit, harusnya sudah masuk dalam kategori darurat.
“Itu
sebabnya Fraksi Gerindra berharap pemerintah segera bertindak atas persoalan
ini. Karena penyakit PMK ini sifatnya sudah menjadi pandemi. Kami juga
mendorong agar dilakukan refocusing anggaran apabila terkendala dalam hal dana
darurat. Langkah ini sebagai upaya keberpihakan pemerintah terhadap rakyat
terutama para peternak sapi yang sedang terpuruk karena wabah PMK,” ucap Muzani
yang juga Wakil Ketua MPR itu.
Sebelumnya,
pemerintah telah melakukan penanganan berupa lock down terhadap sapi-sapi yang
rentan terjangkit PMK. Namun lock down saja dinilai tidak cukup karena wabah
PMK semakin meluas. Sementara berdasarkan data Kementerian Pertanian
menunjukkan sebanyak 7.732 ekor sapi terkonfirmasi positif PMK.
Kemudian
suspek sebanyak 56.588 ekor sapi yang diduga terkonfirmasi positif PMK. Dari
jumlah sapi yang terkonfirmasi positif itu, sebanyak 341 ekor mati dan 405 ekor
sapi dilakukan pemotongan bersyarat. Dan sebanyak 20.639 ekor sapi yang
dinyatakan sembuh dari PMK.
Sementara
itu, Heri Pudyatmoko, anggota Fraksi Gerindra DPRD Jawa Tengah yang ikut
mendampingi Muzani dalam kunjungan kerja tersebut juga sepakat bahwa wabah PMK
ini jangan dianggap remeh.
Ia
yang juga memperhatikan kasus PMK di Jawa Tengah menegaskan bahwa perlu adanya
pengawasan ketat dalam lalu lintas hewan.
Selain
itu pihak Dinas Peternakan Jawa Tengah juga diharapkan memantau kondisi para
peternak di daerah, dan melakukan pendampingan jika diketahui ada gejala
penularan di tingkat peternakan.
“Perlu
kerja sama lintas sektoral, dalam hal ini Dinas Peternakan, Dinas Perhubungan,
dan Dinas Kesehatan. Siapkan juga dokter kesehatan hewan untuk pendampingan di
tingkat peternak. Kalau memang ada indikasi kasus yang sifatnya fluktuatif,
harus benar-benar dikawal agar tak menjadi wabah di Jateng,” jelas Bendahara
DPD Gerindra Jawa Tengah itu.
Heri menambahkan, menjelang Idul Adha perlu ada pengecekan ke beberapa peternakan dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Hal itu diperlukan untuk memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat.
Tulis Komentar