PURBALINGGA- Pemerintah telah mengambil kebijakan fiskal melalui
APBN 2022 dengan tema Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural. Termasuk di dalamnya soal ketahanan
pangan sebagai agenda prioritas pembangunan serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tidak kurang dari Rp 76,9 triliun anggaran yang
dialokasikan pemerintah untuk peningkatan keterjangkauan dan kecukupan
pangan yang beragam, berkualitas, bergizi, dan aman.
Menanggapi
hal tersebut, Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Jawa Tengah, Dwi
Yasmanto menerangkan bahwa ketahanan pangan dan persoalannya selalu menjadi isu
strategis dari masa ke masa, bahkan sejak zaman azali.
“Masalah
Pangan adalah isu strategis yg tdk akan lekang oleh jaman, selama masih ada
manusia di muka bumi maka kebutuhan pangan adalah nomor satu. Bahkan selama
ratusan tahun Indonesia dijajah juga krn masalah pangan. Yang paling mendasar
lagi menurut cerita agama, Nabi Adam diturunkan ke bumi dari surga juga karena masalah makan,” terangnya saat menjadi
narasumber di radio Gema Sudirman Purbalingga, Jumat (11/2/22).
Lebih lanjut, legislator dari dapil Jateng X (Kebumen,
Banjarnegara, Purbalingga) itu menjelaskan bahwa ketahanan pangan sangat
berpengaruh pada ketahanan bangsa. Berkaitan dengan kesehatan generasi penerus
bangsa, seperti masalah stunting.
“Persoalan stunting adalah bagaimana
mengelola asupan gizi untuk anak-anak. Maka
kita harus ingat bahwa makanan yang
dimakan membentuk tubuh atau raga. Tubuh memproduksi darah dan juga air mani. Jika
makanan yg kita makan buruk atau jelek maka raga atau tubuh jadi jelek, kemudian
menghasilkan darah yangg buruk dan air mani yang buruk. Alhasil, air mani sebagai embrio anak, akan diturunkanlah anak yang kurang baik. Itulah pentingnya menjaga makan,”
uangkap Anggota Komisi A tersebut.
Oleh sebab itu, Dwi Yasmnato menyampaikan bahwa
ketahan pangan harus menjadi perhatian serius baik oleh negara maupun individu, demi generasi bangsa
yang lebih baik.
Selain Dwi Yasmanto, turut menjadi pemateri pada
kesempatan tersebut Amin Mahsun anggota komisi E, dan Nurul Hidayah anggota komisi
C.
Tulis Komentar