JEPARA- Warga Lereng Muria di Kabupaten Kudus dan Jepara mendapatkan bantuan sejumlah ambulan yang disalurkan oleh H. Abdul Wachid, Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Gerindra. Atas bantuan tersebut saat ini warga tidak akan lagi kesulitan untuk menjangkau layanan kesehatan seperti puskesmas yang jaraknya cukup jauh dari desa mereka.
Wachid menyampaikan
bahwa selain sektor pendidikan, kesehatan juga harus mendapatkan perhatian yang
serius. Salah satunya dengan cara menyediakan mobil ambulans.
“Selain pendidikan, kesehatan yang juga harus mendapatkan perhatian yang besar. Kehadiran mobil ambulans sangat penting untuk meringankan beban warga. Mengapa sejak lama saya selalu mengupayakan bantuan ambulans, karena ini yang sangat dibutuhkan warga tidak mampu saat mendapatkan musibah,” ujar Abdul Wachid saat menyerahkan 4 unit ambulans bantuan Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH) di Joglo Aspirasi, Gotri,Margoyoso, Kalinyamatan, Jepara, Minggu (1/8).
(Keterangan Gambar: H. Abdul Wachid bersama Kepala Desa saat menyerahkan bantuan mobil ambulans)
Bantuan ambulans untuk warga lereng Muria yang masuk
wilayah Jepara, diterima Dwi Ganoto, Petinggi (Kepala Desa) Tanjung,
Kecamatan Pakisaji. Sedangkan untuk warga Lereng Muria wilayah Kudus,
diterima Annur Musthofa, Kepala Desa Tergo, Kecamatan
Dawe.
Selain itu juga turut diserahkan dua mobil
ambulans yang diterima oleh Petinggi Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, Jepara Abdurrahman,
dan Direktur RS Aisyiyah Kudus dr. Hilal Ariadi.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu
menjelaskan, total bantuan ambulans ada sembilan unit. Tahap pertama, ada lima
unit telah diserahkan kepada desa di Kudus, Demak, dan Jepara 30
Juni 2021 lalu.
Wachid menyampaikan bahwa untuk pengelolaan ambulans harus mengutamakan sisi sosial. oleh sebab itu operasional ambulans bantuan tersebut nantinya akan didanai dari anggaran Pemerintah Desa agar tidak membebani warga.
“Jangan sampai ambulans dibisniskan, justru
akan semakin menyusahkan olah yang sedang kena musibah. Kalau sekadar ikut
memberi BBM dan uang jajan sopir, dan tidak memberatkan, tidak apa
apa.” ujar Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai Gerindra di Komisi VIII itu.
Abdul Wachid mengatakan selama ini kerap
mendapat laporan jika layanan kesehatan bahkan hingga urusan kematian warga
desa di kawasan Lereng Muria sering terkendala lantaran tidak adanya mobil
ambulans.
Selain jarak tempuh yang jauh, juga karena
medan yang terjal. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Badan Pengelola Keuangan
Haji (BPKH) yang merupakan, salah satu mitra kerja Komisi VIII, agar
persoalan yang dihadapi warga bisa diselesaikan.
“Semisal saja kalau ada ibu hamil tua dan
diantar pakai sepeda motor atau bak terbuka bisa jadi malah melahirkan di jalan
karena aksesnya memang sulit, makanya kita bantu ambulans ini,” kata Abdul
Wachid, yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Jateng itu.
Penyerahan ambulans dihadiri pengurus Partai
Gerindra, Anggota DRRD, serta perwakilan ormas. Politisi Partai Gerindra yang
hadir antara lain, Ahmad Yanuar Rikza, Korwil DPD Jateng untuk
Demak,dan Kudus, dan Jepara.
“Ambulans juga harus siap 24 jam dan gratis.
Kasihan jika ada orang mau berobat, ternyata takdirnya meninggal dunia, malah
diminta uang operasional. Empati dan simpati yang harus kita utamakan,” ujar
Ahmad Yanuar Rikza, yang akrab disapa Ari Wachid itu.
Petinggi Tanjung, Dwi Ganoto mengatakan
sangat terbantu dengan kehadiran mobil ambulans tersebut.
Selama ini, pelayanan kesehatan warga desanya
terlebih yang tinggal di Dukuh Gantungan, Salak dan Jabung menggunakan mobil
bak terbuka milik warga. Padahal spesifikasi sarana transportasi itu tak sesuai
jika digunakan untuk orang sakit atau ibu mau melahirkan.
“Kami sangat terbantu. Karena jarak Dukuh
Salak dengan Puskesmas Pakisaji sekitar 11 kilometer. Kalau harus dirujuk ke
rumah sakit di pusat kota Jepara jaraknya
bisa belasan kilometer padahal akses jalannya belum semuanya mulus,
berkelok dan naik turun,” katanya.
Kepala Desa Tergo Annur Musthofa juga
mengapresiasi bantuan ambulans yang diserahkan Abdul Wachid. Selama ini, warga
desa pinjam mobil milik ormas keagamaan di desa lain untuk mengantar orang
sakit, ini hamil bahkan yang terkait kematian. Rencananya, selain digunakan
untuk melayani warga Tergo, mobil ambulans itu juga bisa dimanfaatkan warga
desa tetangga.
“Untuk dana operasional kita akan anggarkan dalam APBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa-red). Jadi gratis dan tidak membebani warga,” tuturnya.
(Keterangan Gambar: H. Abdul Wachid bersama pengurus pengurus PD Aisyiyah Kudus saat menyerahkan bantuan mobil ambulans)
Direktur RSA Kudus dr
Hilal Ariadi mengatakan mobil ambulans sangat berarti, terlebih saat pandemi
Covid-19 yang belum jelas kapan akhirnya. Untuk mencegah penyebaran Covid-19,
maka sarana yang digunakan untuk mengangkut pasien yang terkonfirmasi positif
dan negatif Covid-19 juga harus dibedakan.
“Kudus sempat menjadi episentrum Covid-19, terlebih untuk varian Delta asal India. Kita tidak tahu kapan pandemi berakhir makanya ambulans ini juga turut berkontribusi dalam penanganan Covid-19,” tandas Hilal, yang hadir dengan sejumlah staf rumah sakit, dan pengurus PD Aisyiyah Kudus.
(Dikutip dari muria.suaramerdeka.com, 01/08/2021)
Tulis Komentar