JAKARTA- Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid
mengungkapkan, kondisi sektor pendidikan di Jateng sedang tidak baik-baik saja.
Berdasarkan laporan dari Anggota DPRD Provinsi
Jateng, ungkapnya, sektor pendidikan baik dari sisi prasarana maupun standar
acuan mulai dari tingkat sekolah menengah hingga menengah atas/kejuruan cukup
mengkhawatirkan.
"Capaian SMA/SMK di Jateng, merujuk pada
8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) jeblok. Semua SNP belum ada yang mencapai
nilai 7 atau ambang batas minimal. Padahal hal ini menjadi amanat UU
Sisdiknas," tandas Kapoksi Komisi VIII DPR RI itu kepada wartawan, Sabtu
(11/09/2021).
Lanjut, Wachid kembali mengungkapkan, data
dari Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbudristek menyebutkan, capaian SNP
SMA/SMK di Jateng tahun 2016-2018 belum ada yang mencapai standar minimal.
"Misalnya: Standar kompetensi lulusan SMA
tahun 2016-2017-2018 adalah 5,59 - 5,7 - 6,44. Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan 5,1 - 4,32 - 4,6. Standar Pengelolaan Pendidikan 4,79 - 5,47 - 5,9.
Standar Pembiayaan 4,08 - 5,44 - 5,95. Paling parah adalah Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan 3,71 - 4,51 - 3,8," bebernya.
Demikian halnya, sambung Wachid, dengan
capaian SNP SMK. "Paling parah adalah Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan yakni 3,79 - 3,26 - 3,07 dan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan 3,27 - 3,86 - 3,31."
Selain itu, kata dia, kondisi SMA/SMK/SLB
negeri di Jateng hingga akhir desember 2019 cukup memprihatinkan.
"Jumlah sekolah: 634 SMA/SMK/SLB Negeri
mengalami kerusakan: 1.647 ruang kelas. Rinciannya: Jumlah SMK negeri : 235 sekolah
Kerusakan ruangan berat: 1.432 ruang. Jumlah SMK Negeri: 360 sekolah. Kerusakan
ruangan berat: 177 ruang. SLB negeri: 39 sekolah. Kerusakan ruangan berat: 38
ruangan," jelas Wachid.
Sumber berita: teropongsenayan.com
Tulis Komentar