Politik; Seni untuk Hidup

Politik; Seni untuk Hidup Keterangan Gambar : Muhammad Lutfhi, mahasiswa jurusan Politik dan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Semarang (UNNES). (Foto: Athok Mahfud)

SEMARANG – Politik bukan hanya persoalan pemerintahan, kebijakan, pemilihan umum, maupun perebutan kekuasaan. Politik adalah sebuah seni, untuk bersikap dan untuk hidup.


Begitulah yang dipahami Muhammad Lutfhi setelah dirinya belajar pada jurusan Politik dan Kewarganegaraan di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Pandangannya tentang politik berubah sejak menjadi mahasiswa.


Menurutnya, setiap manusia pasti melakukan praktik politik. Bagi Luthfi, semua manusia memiliki tujuan dan kepentingan dalam hidupnya. Ia mengatakan, cara dan proses untuk mendapatkannya itulah yang dinamakan politik.


“Manusia itu kan hidup membawa suatu kepentingan, punya tujuan, tentu harus tahu strateginya bagaimana, eksekusi di lapangan nanti gimana. Jadi politik ga hanya formal seperti pemerintahan saja, tapi juga ada informal,” ujarnya, Rabu (7/12/2022).


Bagi mahasiswa asal Sragen tersebut, politik adalah suatu seni untuk hidup. Bagaimana bertahan menghadapi tantangan kehidupan dan bagaimana meraih tujuan dalam hidup.


“Misal ada dua orang berada pada bidang yang sama konveksi misalnya. Pasti mereka bersaing bagaimana caranya yang satu bisa lebih sukses daripada yang lain,” ujarnya memberikan contoh.


“Mungkin mereka akan melakukan strategi pendekatan ke konsumen, bagaimana membuat produknya lebih menarik dan diminati,” lanjut Luthfi.


Selama di kampus, ia aktif mengikuti organisasi Komunitas Ilmu Sosial untuk Seni (KISS), suatu wadah bakat dan minat serta potensi mahasiswa FIS UNNES yang berkecimpung dalam bidang seni.


Di komunitas itu pula, Luthfi sering menuangkan ide dan gagasannya dalam bidang poltik melalui seni. Misalnya lewat pementasan drama atau musik.


“Saya sering mencurahkan apa yang saya dapatkan selama perkuliahan melalui seni. Misalnya membuat lagu yang mengkritik pemerintah,” ungkapnya.


Magang di Fraksi Gerindra Jateng


Selain kuliah dan aktif organisasi, mahasiswa semester tujuh tersebut memiliki pengalaman lain yang menurutnya sangat berharga. Yaitu ketika magang di Fraksi Partai Gerindra Jawa Tengah.


“Pengalamannya jadi tahu bagaimana kita menerima aspirasi dari masyarakat, di situ ada beberapa proses dan tahapan yang harus dilakukan,” ujar Luthfi.


Ia mengatakan, dirinya memiliki pandangan berbeda dengan orang lain soal partai politik. Jika orang memiliki stigma buruk tentang partai, pemuda 22 tahun itu justru sebaliknya.


Menurutnya, kehadiran partai politik seperti Partai Gerindra maupun partai-partai lainnya memberikan hal positif, terutama memberikan pendidikan politik bagi anak-anak muda seperti dirinya.


“Pendidikan politik sangat penting. Justru ini yang membuat orang bisa menjalankan politik dengan bersih, sehingga terwujudlah good government,” katanya.


Ia mengatakan bahwa para pemuda harus belajar tentang politik. Hal ini sangat dibutuhkan karena generasi mudalah yang nantinya akan memegang kendali negara dalam beberapa tahun ke depan.


Sehingga, adanya partai politik seperti Gerindra, kata Luthfi, bisa menjadi wadah untuk memberikan bekal dan menyiapkan pemuda supaya dapat mengetahui cara mengelola negara dengan lebih baik.


“Gerindra kalau menurut saya bagus untuk menyiapkan anak-anak muda melek politik.  Untuk mendidik anak muda supaya lebih berjiwa dan berjuang dalam politik,” ungkapnya


sumber: https://indoraya.news/politik-seni-untuk-hidup


 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)