Semarang- Bencana alam
terjadi di sejumlah daerah Jawa Tengah. Atas kondisi itu, pemerintah daerah
(pemda) diminta memperkuat logistik untuk bantuan korban bencana dan mitigasi
sebagai antisipasinya.
Anggota Komisi E DPRD
Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengatakan, bencana banjir telah terjadi di
sejumlah daerah di Jateng, seperti di Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Belum
lagi ancaman longsor dari adanya tanah gerak di Brebes.
Menurutnya, antisipasi penanganan bencana alam
harus dipersiapkan oleh pemerintah daerah dan provinsi. “Mesti ada cadangan
logistik untuk bantuan pada korban bencana alam. Apalagi tahun kemarin ada
realokasi anggaran. Di sisi lain, mitigasi bencana harus dilakukan untuk
mencegah adanya korban jiwa,” kata Yudi saat mengunjungi korban banjir di Dinar
Indah, Meteseh, Semarang, Selasa (19/1/2021).
Ia mengatakan, jika
BMKG telah memprediksi akan terjadi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi di
bulan Januari ini. Maka pemerintah daerah mesti melakukan antisipasi.
Dalam kesempatan itu, Yudi hadir menyampaikan
bantuan dari BPBD Jateng dan Dinsos Jateng dan dari Komunitas Sepeda Hardcore.
Bantuan diserahkan pada Plt Lurah Meteseh, Yuliatun di Posko Banjir yang berada
di Masjid Arrahmah Cluster Dinar Indah.
Bantuan yang diberikan berupa kasur lantai,
selimut, beras, bahan pokok makanan untuk dewasa dan anak-anak, termasuk
perlengkapan untuk kebutuhan anak-anak sehari-hari.
Saat melihat kondisi
korban banjir, Yudi juga menerima aduan dari warga jika peralatan mesin jahit
yang digunakan untuk bekerja rusak karena terendam air. Ia dan anggota
Komunitas Sepeda Hardcore yang hadir pun bersedia memberikan bantuan.
“Nanti kami carikan tukang servis mesin jahit,
biar segera diperbaiki dan warga bisa bekerja lagi,” kata Wakil Ketua DPD
Partai Gerindra Jateng ini.
Di sisi lain, ia meminta
pada Plt Lurah Meteseh, Yuliatun untuk mendata apa saja kebutuhan masyarakat.
termasuk mengusulkan pada pemerintah Kota Semarang terkait solusi permanen agar
warga tak kebanjiran lagi. “Jika diperlukan pengalihan arus sungai, kami
akan coba diskusikan dengan Kementerian PUPR,” katanya.
Plt Lurah Meteseh,
Yuliatun bersama dengan Kasi Pemerintahan dan Pembangunan, Siswadi mengatakan
ada dua solusi. Pertama, relokasi warga dan kedua adalah memecah aliran sungai.
“Kalau relokasi, sebagian warga masih enggan,” ujar Siswadi.
Sumber : jateng.inews.id
Tulis Komentar